Minggu, 01 Desember 2013

Produk-Produk Indonesia Go Internasional

Nama   : Iren Karina
NPM   : 24213465
Kelas   : 1EB21


I.                    PENDAHULUAN

Melebarkan ekspansi bisnis ke kancah internasional adalah impian bagi banyak orang. Bagaimana tidak ? selain produk serta perusahaan kita menjadi termasyhur di seluruh dunia, citra/reputasi perusahaan meningkat, dan yang paling utama tentunya adalah omset perusahaan yang semakin melimpah. Tetapi, itu semua tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, dalam sekejap langsung jadi. Diperlukan serangkaian proses dalam perjalanannya sehingga bisnis kita dapat merambah hingga ke mancanegara dan di pandang dunia.
Indonesia, negara kita tercinta yang subur dan kaya ini, memiliki banyak potensi alam yang dapat dimanfa’atkan para usahawan untuk memajukan bisnisnya. Sehingga tak heran pula cukup banyak perusahaan asli dari Indonesia yang telah mampu menjual produknya hingga ke banyak negara, di antaranya : Indomie, tolak angin, es teler 77 dsb. Di tambah lagi dengan adanya target yang di berikan kementerian perdagangan, yaitu 200 produk lokal Indonesia di haruskan untuk dapat go international. Hal tersebut akan membuat perusahaan-perusahaan lokal lainnya untuk berlomba-lomba dalam memajukan bisnisnya ke tahap internasional.

II.                 ISI

Dengan adanya bisnis yang produknya merupakan karya anak negeri, maka hal tersebut tentunya akan membawa dampak baik bagi negeri kita. Selain, mengharumkan nama bangsa, adanya produk lokal juga akan membawa kita ke negara yang neraca perdagangannya surplus atau dengan kata lain, memiliki ekspor yang jauh lebih besar dari impornya ke negara partner sehingga aliran kas masuk negara akan lebih besar daripada pengeluarannya. Kita juga akan turut bangga bukan bila produk negeri kita bercitra internasional ?.

Salah satu produk Indonesia yang mengglobal

Sebelum menjadikan bisnis kita menjadi bisnis yang mengglobal, tentunya harus ada proses atau tahap-tahap yang di lewati di antaranya :
a)       Ekspor insidentil (Incident at export )
Pada tahap ini, adalah dimana tahap pengusaha masih pasif. Yaitu, di saat konsumen asing datang dan membeli barang kita, nantinya kita akan mengirimkannya ke negeri asalnya.
b)      Ekspor aktif (active export)
Ini adalah tahap dimana pengusaha mulai aktif dan dapat meningkatkan jumlah dan komoditas barang ekspornya.
c)      Penjualan Lisensi (licensing)
Merupakan tahap dimana negara penerima membeli lisensi produk negara pendatang. Karena yang di beli hanya lisensi atau izinnya saja, maka negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya.
d)      Franchising
Ini merupakan tahap yang lebih aktif lagi, karena selain menjual lisensi, negara pendatang juga dapat menjual atribut-atributnya, seperti peralatan, resep-resep, pengendalian mutunya, desain produknya dsb.

            Karena pasar internasional mencakup pasar yang lebih luas, tentunya hambatan-hambatan yang ada akan semakin besar. Sebagai produk asing, tentunya kita harus menyesuaikan segala sesuatunya dengan negara tujuan pengiriman barang. Di antaranya dari segi berikut ini.
-         Sosial-budaya dan perbedaan bahasa.
Hal ini dapat kita pahami, karena setiap negara memiliki karakteristik tersendiri. Bahkan ada kata-kata tertentu dalam bahasa lain yang memiliki makna yang berbeda bahkan cenderung buruk. Sehingga apabila kita tidak mempelajari kebudayaan bangsa negara tujuan, maka resiko produk kita tidak laku di pasaran akan semakin besar.
-         Hukum yang berlaku di negara tersebut serta kondisi politik.
Misalnya negara Arab yang mayoritas penduduknya beragama Islam mengharamkan produk ynag mengandung babi, anjing dsb. Maka, kita selaku produsen harus dapat mematuhi peraturan yang ada.
-         Hambatan operasional
Dapat berupa masalah pada pengantaran/shipping produk kita ke pelanggan (transportasi).


III.               PENUTUP

Bisnis internasional merupakan bisnis yang memilki cakupan yang lebih luas. Di dalamnya terdapat kemudahan maupun kesulitan. Banyak produk serta perusahaan Indonesia yang telah mengekspor produknya hingga ke mancanegara, hal ini memiliki banyak dampak positif bagi perekonomian negara, terutama dalam rangka mencapai surplus neraca perdagangan.


IV.              DAFTAR PUSTAKA

       http://p4hrul.wordpress.com/2010/12/15/bisnis-internasional/               
      Griffin W. Ricky dan Ebert, 2003, Bisnis (edisi bahasa Indonesia) ; Indonesia,PT Ikrar  Mandiri Abadi.




Perkembangan Bisnis Franchise di Indonesia

Nama   : Iren Karina
NPM   : 24213465
Kelas   : 1EB21


I.                    PENDAHULUAN

Usaha franchise atau waralaba semakin menjamur, tumbuh dengan subur di negeri ini. Bagaimana tidak ? dengan membawa nama besar di balik suatu usaha, tentunya akan lebih mudah bagi wirausahawan untuk mendapatkan pelanggan dan lebih cepat pula dalam balik modalnya. Tetapi, tidak semata-mata demikian berusaha dengan cara berwaralaba atau menggunakan lisensi HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) orang lain dengan cara yang legal membuatnya menjadi mudah di jalani.
Cukup banyak hal yang harus di pahami di dalam menjalankan usaha seperti ini. Seperti bagaimana cara mendapatkan lisensinya ? bagaimana sistem bagi hasilnya ? apa saja yang sudah termasuk dalam paket franchise ini ? dan lain sebagainya. Kita dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan peluang pasar , jenis waralaba apa yang cocok kita jalani. Apakah berupa waralaba di bidang pendidikan ( kurusus, bimbel ), di bidang kuliner (restoran fast food, kue, snack ), maupun mini outlet (mini market,dll).


II.                 ISI

Waralaba pertama kali memasuki pengaruhnya di Indonesia semenjak tahun 1979, dimana franchise yang pertama kali di pakai izin lisensinya adalah KFC (Kentucky Fried Chicken) di bawah naungan PT. Fast Food Indonesia. Dan dari situ pulalah bisnis franchise menyebarkan sayapnya hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Bisnis franchise yang berupa waralaba asing, maupun waralaba nasional. Pada tahun 2000 hingga 2004 waralaba nasional mengalami pertumbuhan pesat sampai 60%. Sedangkan pertumbuhan waralaba asing pada periode yang sama mencapai 27.3%, dengan penurunan jumlah pada tahun 2003. Hal ini menunjukkan bahwa waralaba nasional dapat bersaing bahkan dapat mengungguli keberadaan franchise asing.


Sebenarnya, apa yang membuat franchise sebegitu menariknya sehingga ekspansinya begitu besar hingga saat ini ? Berikut adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki bisnis franchise tersebut :
a)      Manajemen bisnis telah terbangun.
b)      Sudah dikenal masyarakat umum.
c)      Dukungan dan keamana lebih kuat.
d)      Kerja sama bisnis telah terbangun.
Tak ada gading yang tak retak, maka bisnis jenis ini pun pasti tak luput dari kekurangan. Kekurangan-kekurangan yang dimilikinya adalah sebagai berikut :
a)      Kurang adanya control dari franchisor (pemberi waralaba)
b)      Sangat terikat dengan supplier.
c)      Ketergantungan pada reputasi waralaba lain.
d)      Adanya pemotongan keuntungan.

Karena banyaknya jenis bisnis dalam sektor ini, tentunya penghasilan dari bidang ini terbilang cukup besar. Sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WALI, sebuah perhimpunan bisnis di Indonesia , penghasilan daari sektor ini mencapai triliunan, yaitu sekitar 120 trilyun rupiah pada tahun 2011.

III.               PENUTUP

Dari tahun ke tahun, bisnis waralaba atau franchise terus mengalami peningkatan di negeri ini. Di karenakan banyaknya kelebihan yang dimilikinya, terutama dari sisi sudah dikenalnya nama sebuah bisnis tertentu sehingga lebih mudah dalam mendapatkan kepercayaan pelanggan. Namun, bisnis ini juga memiliki kekurangan tersendiri. Besarnya bisnis ini, juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap roda perekonomian negara, karena cukup besarnya penarikan pajak dari sektor ini.


IV.              DAFTAR PUSTAKA

                  Griffin W. Ricky dan Ebert, 2003, Bisnis (edisi bahasa Indonesia) ; Indonesia,PT Ikrar Mandiri Abadi.